Chathinone
nama aslinya yaitu Catha Edulis yang tumbur subur di daerah Afrika dan daratan Arab.
Secara tradisional masyarakat Afrika Timur digunakan sebagai obat dan dengan
komponen utamanya yaitu Cathinone dan Cathine (Norpseudoephedrine)
Menurut
Wikipedia, Chatinone adalah zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan
catha edulis yang biasa disebut Khat. Tumbuhan ini banyak ditermukan di
Azebeijan. Secara susunan kimiawi, Chatinone memiliki kemiripan dengan
ephedrine, cathine dan berbagai zat amphetamine lainnya.
Chatinone diketahui dapat menimbulkan beberapa efek samping, misalnya euforia dan kesegaran. Karena efeknya itulah, dalam konsensus psikotropika Internasional tahun 1971, dinyatakan sebagai zat terlarang. Bahkan sejak tahun 1993, badan pemberantasan penyelundupan Narkoba di negara Federal Amerika Serikat menyatakan Chatinone sebagai salah satu zat terlarang dan keberadaannya memerlukan pengaturan khusus.
Memang negara-negara di Eropa maupun Amerika belum sepenuhnya melarang peredaran Chatinone ini. Namun di Amerika untuk mengkonsumsi Chatinone ini harus menggunakan izin dokter.
Sebagian
negara bahkan sudah melarangnya dengan keras. Diantara negara yang sudah
melarang peredaran Chatinone secara bebas adalah AS, Kanada, Australia,
Polandia, Norwegia, Belanda, Jerman, Irlandia dan Prancis. Sementara beberapa
negara di Afrika membebaskan peredaran Cathinone ini seperti Ethiopia, Somalia
dan Kenya.
Foto: ibtimes.com |
Cara mengkonsumsi daun Khat (Chatinone) dengan cara dikunyak, seperti orang mengkuyah daun sirih. Bedanya saja, kalau daun khat mengandung zat “Chatinone” secara kimiawi yaitu amphetamine (bahan baku pembuatan ekstasi).
Sementara
itu, di Indonesia Cathinone bukanlah Narkotika jenis baru, karena sudah sejak
lama orang mengenalnya dalam bentuk tanaman Khat yang sering digunakan untuk
menambah gembira dan semangat sewaktu pesta.
Dalam
UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika pada Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaTahun 2009 Nomor 5062, zat ini tertulis dengan nama Katinona
(-)-(S)-2- aminopropiofenon dan termasuk Narkotika Golongan I. Cathinone dapat
dibuat extracted catha edulis atau sintesis dari 2-bromopropiophenone yang
mudah dibuat dari propiophenone.
Cathinone
atau benzoylethanamine di Israel disebut Hagigat, merupakan monoamine alkaloid
pohon Catha edulis (khat) yang secara kimia mirip dengan ephedrin (bahan dasar
ekstasi). Cathinone menyebabkan pelepasan neurotransmitter dopamine dalam otak
yang menimbulkan perasaan euforia, nyaman dan bahagia.
Seseorang
akan merasakan kepuasan dan bahagia setelah menyantap hidangan lezat atau
melakukan hubungan seks karena kadar neurotransmitter dopamine di dalam otaknya
meningkat 100 - 150 persen dari pada baseline (natural rewards elevate dopamine
levels). Sementara, bila yang bersangkutan menggunakan ATS (amphetamine like
substance) termasuk cathinone peningkatan dapat mencapai 1.000 persen (effects
of drugs on dophamine levels).
Untuk
membuktikan ada tidaknya cathinone dalam tubuh yang bersangkutan, dapat
dilakukan dengan melakukan tes urine, tes darah, dan tes rambut (Pasal 74 huruf
1 UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika).
Di
beberapa wilayah khat dijual legal, sedangkan di wilayah lain ilegal. Cathinone
sintetik juga digunakan apada acara rekreasi yang dicampur dengan bahan
lain (bath salt), bila digunakan bersama heroin disebut speedball
(Rusia).
Menurut
Teddy Hidayat, Psikiater, Kepala Prodi Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Universitas
Padjadjaran - Bandung, pengguna Cathinone akan menurunkan napsu makan,
cemas, mudah tersinggung, sulit tidur, halusinasi, dan serangan panik.
Images/Google |
Images/Google |
Penghentian
obat pada pemakai berat dapat diikuti gejala depresi ringan sampai berat,
kelelahan berat, mudah marah, cemas, ketakutan, mimpi buruk, dan insomnia atau
hipersomnia. Gejala berat jarang berlangsung lebih dari satu minggu, tetapi
dapat diikuti depresi kronis dan kecemasan ringan.
Writer, Sumadi Arsyah / dbs
Writer, Sumadi Arsyah / dbs