January 07, 2019

Mengenal Hawala Dalam Transaksi Narkotika

INDODRUGS - Transaksi Hawala memang merupakan transaksi yang jarang kita temukan khususnya di Indonesia, namun tidak di luar negeri. Hal ini dikarenakan transaksi hawala tersebut memang transaksi yang sangat bersifat rahasia yang menggunakan kepercayaan tingkat tinggi. 

Transaksi Hawala memang merupakan transaksi yang jarang kita temukan khususnya di Indonesia, namun tidak di luar negeri. Hal ini dikarenakan transaksi hawala tersebut memang transaksi yang sangat bersifat rahasia yang menggunakan kepercayaan tingkat tinggi.
Sumber gambar: www.bharian.com.my
Transaski hawala ini sangat memungkinkan disalahgunakan untuk kejahatan seperti pencucian uang ataupun pendanaan terorisme, namun sebenarnya Hawala juga bisa digunakan untuk hal-hal yang baik seperti pengiriman uang ke daerah atau Negara lain dengan waktu yang cepat dan biaya yang jauh lebih murah dari pada system remittan yang dipakai perbankan. Disamping itu, mata uang tidak harus mengalami konversi. 

Oleh karena itu hal-hal yang akan menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut adalah bagaimana transaksi hawala dilakukan serta pengaruh hawala di Indonesia khususnya terhadap tindak pidana terorisme dengan pengaruh “HAWALA” terhadap upaya pemberantasan tindak pidana terorisme di Indonesia?

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian normatif yang bersifat eksplanatoris, yaitu menjelaskan secara terperinci dan sistematis fakta-fakta sesuai dengan kerangka pemikiran deduktif dengan pengumpulan data melalui library research dan Penelitian Lapangan dalam hal ini adalah pengumpulan dan pencarian data dengan mendatangi secara langsung instansi-instansi yang berwenang dalam pemberantasan terorisme yakni Kepolisian Negara Republik Indonesia, khususnya Densus 88 Anti Terror, PPATK dan instansi lain yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti, juga individu-individu yang dianggap mengetahui praktek “HAWALA”, dengan mengadakan wawancara (interview) baik secara terbuka maupun dengan teknik tertutup seperti eliciting dalam intelijen.

Sumber: https://www.researchgate.net/publication/328239146_PENGARUH_TRANSAKSI_HAWALA_TERHADAP_TINDAK_PIDANA_TERORISME_DI_INDONESIA

December 25, 2018

Tahun Baru Jauhi Narkoba!

Di penghujung tahun 2018 beragam event besar keagamaan telah kita lewati. Umat Islam telah merayakan Tahun Baru Islam 1440 H (Hijriah) yang jatuh pada 11 September.

Pada 20 November 2018 umat Islam kembali memperingati Maulidan Rasul Muhammad SAW. Pada bulan itu, diberbagai tempat, desa maupun kota. Dakwah keagamaan pun tiada sepi digelar.

Setelah umat Islam merayakan hari besar keagamaan. Tepat pada tanggal 25 Desember 2018 umat kristiani memperingati Hari Natal. Enam hari kemudian akan dilaksanakan penyambutan Tahun Baru Masehi, 1 Januari 2019.

Dalam kalender waktu, kita mengenal ada tahun Hijriah dan tahun Miladiah. Tahun Hijriah perhitungan ditetapkan berdasarkan pada perhitungan rotasi kamariyah (bulan), dan diawali sejak hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah, sedangkan tahun Miladiah (kelahiran) perhitungan didasarkan pada perputaran Syamsiah (Matahari), dan diawali sejak kelahiran Nabi Isa AS (Alaihi Salam). Tahun-tahun tersebut hanyalah salah satu penanda waktu, agar kita dapat menghitung umur atau usia sesuatu.

Begitu pentingnya masalah waktu, sehingga Allah SWT pun sampai bersumpah. ”Demi Masa. Manusia selalu dalam keadaan merugi". 

Bagaimana dengan kita?  

Selama tahun 2018. Waktu telah kita gunakan untuk berbuah kebaikan atau digunakan untuk keburukan, atau dibiarkan saja. Silahkan diukur sendiri! Dan evaluasi diri masing-masing.

Kebaikan apa yang sudah kita perbuat. Prestasi apa yang dicapai atau pun kegagalan yang kita derita. Namun, waktu tetap akan berlalu meninggalkan kita dan tidak akan pernah dapat diputar kembali.

Tahun 2019 telah datang dengan segala tantangan yang menghadang di depan mata dan nampaknya lebih berat dari tahun-tahun sebelumnya. Namun optimisme harus selalu dikedepankan dari pada pesimisme. 

Dan semua orang pasti berharap serta menginginkan dalam setiap pergantian tahun, kehidupannya harus lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Maka tak heran. Dalam setiap menjelang akhir tahun, masyarakat begitu semangat untuk melepas kepergiannya. Semangat yang sama juga ditujukan pada setiap datangnya tahun baru.

Dalam semangat yang gembira itu, jangan sampai disalahgunakan. Seperti dengan menggunakan narkoba.
Oleh karena itu, generasi muda Aceh harus menyingkapinya dengan bijak dan arif dalam penyambutan tahun baru. Dan kita menghimbau generasi Aceh tidak terjebak dalam penyalahgunaan narkotika, dan tidak terlalu larut dalam merayakan momentum pergantian tahun secara berlebihan. Apalagi memilih jalan dengan menggunakan narkoba. ''Merayakan Tahun baru jangan sampai berlebihan. Perayaan pergantian tahun sebetulnya merupakan ajang refleksi diri. Sebagai langkah menghadapi tahun yang baru. Terutama kalangan generasi muKalangan generasi muda mesti mejauhakn diri dari narkotika. Karena jebakan narkoba bisa mempertaruhkan masa depan. Yakni mengenai keberlangsungan nasib bangsa. Upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika, yang dilakukan oleh Polres Kota mengintensifkan pelaksanaan gelar razia narkoba kepada setiap wisatawaan yang ingin merayakan tahun baru di Kota Sabang patut kita berikan nilai positif.Kita juga berharap, dukungan maksimal dari masyarakat dan keluarga juga sangat diperlukan dalam upaya pencegahan narkotika terhadap putra-putri tercinta mereka. Anggota masyarakat lainnya juga harus saling mengingatkan agar generasi Indonesia terhindar dari kejahatan penyalahgunaan narkotika, karena faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.
Untuk itu, kita mengingatkan generasi muda Indonesia, dalam menyambut tahun Baru 2019 dapat mengisinya dengan kegiatan - kegiatan yang produktif dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat.

Tahun baru jauhi narkoba! Kita pasti bisa.

December 14, 2018

Waspada! Desa Sejahtera Bisa Jadi Target Sindikat Narkoba

INDODRUGS - Kondisi desa yang sejahtera bisa berdampak positif untuk warganya, namun pada sisi yang lainnya potensial memicu ancaman lain, yaitu peredaran narkoba. Dengan pendapatan tinggi dan daya beli yang meningkat di desa yang sejahtera, sindikat bisa jadi mencari celah untuk memasarkan narkobanya.

Kondisi desa yang sejahtera bisa berdampak positif untuk warganya, namun pada sisi yang lainnya potensial memicu ancaman lain, yaitu peredaran narkoba. Dengan pendapatan tinggi dan daya beli yang meningkat di desa yang sejahtera, sindikat bisa jadi mencari celah untuk memasarkan narkobanya.

Hal ini disampaikan Kepala BNN, Drs. Heru Winarko, S.H. dalam kegiatan Forum Diskusi Trending Topic bertajuk “Antisipasi dan Solusi Permasalahan Penyalahgunaan Narkoba di Desa dalam Rangka Menuju Desa Bersih Narkoba”, di Jakarta, Kamis (6/12).

Aspek lainnnya yang juga perlu menjadi antisipasi bersama adalah kesenjangan yang muncul akibat pertumbuhan ekonomi di tengah masyarakat desa. Kepala BNN menyebutkan, jika ada 20% dari populasi desa mengalami peningkatan ekonomi, tapi sisanya masih stagnan, maka kondisi itu menjadi kesenjangan yang juga bisa menjadi celah masuk para bandar narkoba.

Oleh karena itulah, Kepala BNN menegaskan pentingnya ketahanan desa untuk menolak penyalahgunaan dan peredaran narkoba. Namun selain itu tiga pilar di pedesaan yaitu Babinsa, Babinkamtibmas dan Kepala Desa , diharapkan mampu melakukan langkah-langkah yang nyata dalam mencegah dan memberantas narkoba.

Banyaknya desa di negeri ini merupakan tantangan yang cukup besar. Dari data Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Transmigrasi (PDTT), ada 74.957 desa tersebar di seluruh Indonesia. Kemudian, 370 diantaranya adalah desa di pesisir pulau terluar yang bisa menjadi pintu masuk narkoba. Karena itulah, BNN bersinergi dengan Kementerian Desa, PDTT untuk memaksimalkan program P4GN.

Menanggapi kerja sama ke depan bersama BNN, Inspektur Jenderal Kemendes PDTT, Dr. Ir.Ansar Husein, M.Si mengatakan pihaknya di tahun depan telah menyusun serangkaian strategi guna menuju desa Bersinar (bersih dari narkoba), antara lain ; kegiatan fasilitasi dan sosialisasi bahaya narkoba secara massif, pemasangan banner dan pembagian bahan informasi tentang bahaya narkoba di tempat umum atau tempat-tempat strategis, dan yang tak kalah penting adalah menggenjot sector produk unggulan desa. Dengan produk-produk unggulan desa, maka diharapkan dapat menarik pasar masuk desa sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan desa itu sendiri.

Ansar juga menyebutkan pihaknya memiliki 39 ribuan kader professional yang bertugas melakukan pendampingan di pedesaan. Mereka akan dibekali pemahaman bahaya narkoba sehingga menularkan pesan-pesan bahaya narkoba pada masyarakat desa.(BNN)

December 13, 2018

Thailand Akan Jadi Negara Asia Pertama yang Legalkan Ganja, Bagaimana Indonesia?

Thailand akan menjadi negara pertama di benua Asia yang melegalkan ganja untuk medis.
Thailand Akan Jadi Negara Asia Pertama yang Legalkan Ganja, Bagaimana Indonesia?
Pemusnahan ladang ganja di Aceh/Foto: @IG Mayawati
Namun, perdebatan memanas antara pihak lokal dan asing, terkait siapa yang akan mengontrol pasar tanaman dan olahannya yang diklaim besar itu, seperti dilaporkan Kantor Berita Reuters.

Belakangan sejumlah perusahaan asing mengajukan izin paten beberapa zat dari ganja.

Kondisi ini membuat pebisnis dan aktivis ganja Thailand khawatir bahwa paten akan membuat asing mendominasi pasar ganja Thailand, membuat orang lokal kesulitan mengakses ganja di negaranya sendiri.

“Mengerikan jika paten dikeluarkan. Berbagai inovasi terkait ganja akan terkendala,” kata Chokwan Kitty Chopaka, aktivis Highlands Network, sebuah kelompok yang mengadvokasi legalisasi ganja di Thailand.

Di antara perusahaan asing yang berupaya masuk ke pasar Thailand adalah perusahaan farmasi raksasa asal Inggris, GW Pharmaceuticals dan Otsuka Pharmaceutical dari Jepang. Keduanya telah mengajukan paten terkait ganja.

“Sejauh ini izin paten kami tidak jalan-jalan prosesnya, mungkin karena besarnya penolakan terhadap pebisnis asing,” kata salah satu pejabat perusahaan asing yang menolak identitasnya dicantumkan.

Dugaan sang pejabat, mungkin ada benarnya. Warga Thailand yang menolak perusahaan asing bahkan telah mengancam akan menghambat proses legalisasi ganja, dengan menuntut pemerintah secara hukum, jika paten diberikan kepada asing.

Parlemen Thailand disebut akan mengesahkan aturan yang melegalisasi ganja pada Januari 2019.

Di antara negara penolak

Langkah Thailand untuk melegalkan ganja untuk keperluan medis dan penelitian, mengikuti sejumlah negara lainnya di dunia; Kolombia, Israel, Venmark, Inggris dan sejumlah negara bagian di Amerika.

Uruguay dan Kanada bahkan telah melangkah lebih jauh, melegalkan ganja untuk rekreasi, untuk kesenangan.

Negara tetangga Thailand, misalnya Malaysia dan Singapura, dalam tahap awal pembahasan terkait legalisasi ganja. Namun, jika dilihat secara menyeluruh, ganja adalah isu yang tabu dan ilegal di mayoritas negara di Asia Tenggara.
Pemusnahan ladang ganja Aceh/Foto: @IG Amy Aceh

Di Indonesia saja misalnya, menyelundupkan ganja bisa berujung hukuman mati. Sementara, di Filipina, ribuan orang telah dibunuh sejak 2016, ketika Presiden Rodrigo Duterte menggencarkan program melawan narkoba.


Bagian dari budaya Thailand

Orang Thailand telah menggunakan ganja sebagai obat-obatan tradisional selama berabad-abad, sebelum kemudian dilarang pada 1934.

Petani disebut menggunakannya untuk melemaskan otot setelah seharian mencangkul di sawah. Ganja juga digunakan untuk mengurangi rasa sakit saat ibu melahirkan.

Bahkan, kata ‘bong’ (alat untuk menghisap ganja) adalah kata dari bahasa Thailand, yang berarti pipa air.

Sejumlah pengamat menyebut, Thailand cocok menjadi pusat legalisasi ganja, karena iklim tropis membuat ganja lebih gampang dan mudah diproduksi dibandingkan dengan di negara-negara belahan bumi selatan atau utara, misalnya Amerika Serikat.

Lembaga audit keuangan internasional, Deloitte, bahkan menyebut pasar ganja untuk medis internasional akan bernilai US$50 miliar atau Rp725 triliun pada 2025.

Untuk perusahaan lokal Thailand, Thai Cannabis Corporation (TCC), dilegalkannya ganja untuk medis akan menjadi “awal dari kembalinya tradisi berusia ratusan tahun.”

“Jelas bahwa ganja adalah bagian dari obat-obatan tradisional Thailand, dan kita harus pastikan bahwa orang Thailand menjadi tuan rumah di negaranya sendiri,” kata Jim Plamondon, kepala pemasaran TCC. (rh).

Sumber: VOA Indonesia

September 12, 2018

7 Jenis Narkotika Baru dengan Efek Mematikan

Jenis narkotika yang beredar di Indonesia, bukan saja ganja, flakka, putaw atau sabu-sabu. Ada banyak jenis narkotika lainnya. Peredaran narkotika semakin meresahkan. 

Siapun kita dan Anda semua harus waspadai, jangan sampai anak kita, keluarga kita dan masyarakat dilingkungan kita menjadi korban. Oleh karena itu, mengenali jenis-jenis narkoba itu penting. Agar Anda dapat mencegah dan ikut memberantasnya.

7 Jenis-jenis Narkotika Baru dengan Efek Mematikan

Berikut 7 jenis-jenis narkoba baru dengan efek mematikan:


1. Tembakau Gorila/ Super Cap Gorilla

Inilah jenis narkoba terbaru dengan efek mematikan yang baru-baru ditemukan oleh Mabes Polri pada Oktober Kemarin. Berjenis Synthetic Cannabinoid ( kandungan zat AB-CHMINACA) dengan memiliki efek toxic, halusinogen dan cannabinoid. Seorang yang menghisap tembakau gorilla ini akan merasakan halusinasi seperti tertimpa seekor Gorilla. Membuat otak lemot, tidak nafsu makan, lemas dan sukanya tidur. Dalam pemakaian beberapa kali akan membuat ketergantungan/sakaw bagi sang penggunanya.

Salah satu Efek Tembakau Gorilla. Yaitu, pemakai akan mengalami kerusakan ginjal dan paru-paru yang parah. Bahkan efek gorilla melebihi ganja.

2. Narkotika CC4

Sebagai Narkotika Kelas satu, CC4 memiliki efek lebih tinggi hingga 10 kali lipat dibandingkan Inex atau Pil Ekstasi. Seperti halnya ekstasi sebagai zat amphetamine yang dapat memberikan rangsangan kuat kepada sang pengguna hingga akan mengalami gairah tinggi, halusinasi, semangat dan mendorong tubuh seorang penggunanya melakukan aktifitas yang melampaui batas kekuatan maksimum tubuhnya sendiri. 


Maka tak heran bila seorang pecandu ekstasi sering mati konyol gara-gara over dosis. Dapat anda bayangkan bukan bagaimana jika dibandingkan dengan Narkotika CC4 yang jelas-jelas memiliki efek 10 kali dari ekstasi.

3. Zolpidem, Sleep Walking Pill

Pada dasarnya obat zolpidem memang dibuat sebagai pengganti obat tidur Valium, namun sayangnya orang-orang salah menggunakan hingga mengkonsumsinya secara berlebihan. Dan bisa dipastikan orang tersebut akan mengalami halusinasi sampai menyebabkan munculnya tindakan gila ketika ia tidur seperti agresif, mudah marah, tidur sambil berjalan dan menyiksa diri sendiri.

Untuk itu aturan penggunaan obat ini sangat ketat, Dokter akan melarang pasiennya meminum obat Zolpidem saat sedang mengendarai mobil ataupun motornya, termasuk melakukan aktivitas berat.

4. Scopolamine

Negara Kolombia menjadi pengguna narkoba jenis Scopolamine yang paling banyak. Obat ini tidak digunakan untuk diri sendiri, tetapi digunakan untuk berbuat kejahatan kepada orang lain. Scopolamine akan membuat seseorang seperti terhipnotis, mereka secara tidak langsung akan menuruti segala perintah orang yang berbicara.

5. Rimonabant

Rimonabant pada awalnya digunakan sebagai obat peningkat sperma, penetralisir ganja, dan bahkan sangat berguna dalam dunia medis. Akan tetapi obat tersebut kini telah ditarik dari pasaran, sebab konsumsi Rinomabant terlalu banyak menyebabkan 90 % orang mengalami depresi dan bunuh diri.

6. Jamur Tahi Sapi/ Magic Mushroom

Magic Mushroom (psilocybin mushroom) yang lebih dikenal di Indonesia dengan istilah Jamur Tahi sapi atau Jamur Kotoran Kerbau. Penggunaan ini pertama kali booming di Pulau Bali dan Jawa, namun sejak Januari 2015 kemarin pemerintah melarang tegas peredaran Tahi Sapi dan telah memberlakukan Undang-undang Narkotika Tahun 2009 sebagai Narkotika Golongan I.

Sebab sepeti halnya Ganja, Jamur Tahi Sapi juga mengandung zat aktif psilosina yang dapat membuat penggunanya mengalami fly, merasakan tingkat halusinasi tinggi sampai keadaan tidak bisa menontrol/menguasai diri (tidak dapat mengenali orang lain). Adapun zat beracun yang terkandung dalam tahi sapi dapat menyebabkan kerusakan parah pada sel-sel ataupun gelombak otak penggunanya.

7. Krokodil (desomorphine)

Narkoba jenis terbaru terakhir adalah Krokodil atau sering disebut Desomorphine. Obat satu ini sangatlah murah sekali dan memiliki efek yang sama dengan heroin, namun bila dikonsumsi secara berlebihan Narkoba Krokodil dapat menyebabkan keracunan darah, kerusakan arteri sampai mengalami pembusukan pada bagian daging dan tulang.

Efek pertama kali yang mudah terlihat adalah kulit si pecandu krokodil akan berubah warna menjadi kehijauan dan bersisik. Ini disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh darah dan system jaringan saraf pada tubuh. Bahkan dalam kasus menyeramkan yang paling sering ditemukan. Si penderita akan mengalami pembusukan pada bagian daging dan tulang sampai daging tersebut copot seperti meleleh.

Demikian 7 jenis narkotika berbahaya yang harus diwaspadai. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan Anda. Pesannya, harus jaga diri dan keluarga Anda agar terhindar dari tujuh narkotika berbahaya tersebut. 

April 22, 2018

Kemendes dan BNN akan Kerjasama Ciptakan Desa Bersih Narkoba

INDODRUGS - Pemberantasan narkoba terus digalakkan pemerintah. Untuk menangkal bahaya di desa-desa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) siap bekerja sama dengan Badan Nasional Narkotika (BNN). 
Pemberantasan narkoba terus digalakkan pemerintah. Untuk menangkal bahaya di desa-desa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) siap bekerja sama dengan Badan Nasional Narkotika (BNN).

Informasi yang diperoleh dari situs Kemendes, kedua lembaga tersebut sepakat untuk melaksanakan pemberantasan Narkoba di desa dengan gerakan desa bersih narkoba.

"Nanti kita bikin gerakan bersih narkoba. kita bina desanya sebagai langkah pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba," kata Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo saat menerima kunjungan silahturahmi Kepala BNN Komjen Heru Winarko di kantor Kemendes PDTT, Jakarta, Rabu (18/4).

Bukan Hanya gerakan desa bersih narkoba saja, Menteri Eko juga minta kepada Komjen Heru Winarko agar BNN bersedia untuk melakukan tes bebas narkoba bagi setiap pegawainya agar di lingkungan Kemendes PDTT juga bersih dari Narkoba.

"Kita tambahkan lagi, kalau dalam seleksi kenaikan jabatan itu harus bebas narkoba," katanya.

Untuk itu, terkait dengan tes narkoba di lingkungan Kemendes PDTT, Eko menyampaikan akan membuat payung hukum berupa Peraturan Menteri (Permen) agar BNN bisa menjalankan tugasnya dalam melakukan tes urine kepada pegawai di lingkungan Kemendes PDTT.

"Nanti kita siapkan Permennya (Peraturan menteri). Kita wajib tes urine secara berkala," katanya.(*)